Skip to main content

Percantik Config .bashrc Linux Anda dengan Config Ini

Ketemu lagi deh denganku di blog dokumentasi atau gado-gado. :D Pada tulisan kali ini aku hanya ingin membagikan sebuah config .bashrc so awesome yang aku dapat dari beberapa teman dan kemudian, aku modif dan kombinasikan lagi agar semakin elegan dan charming yang tentutnya serasi dengan terminal ubuntu yang didominasi warna purple. Aku anggap semua sudah pada tau apa itu .bashrc dan bagaimana fungsinya. Kalau belum tau, silahkan coba ketik di terminal gedit .bashrc, maka muncullah windows baru, nah itulah bashrc. Jika belum paham juga, googling sendiri ya. Got it!
Well, karena tulisan ini tidak memerlukan penjelasan panjang lebar, let's practice it.
Lihat dulu penampakannya
bashrc
User

terminal
Root
1. Open terminal, ketikkan perintah gedit .bashrc, nanti akan muncul jendela baru, ya betul gedit.
Yang harus kalian lakukan adalah menghapus semua kode-kode yang ada di situ. Hapus semua tanpa sisa, Ctrl + A lalu delete.
2. Salin kode .bashrc dibawah, dan paste di .basrc anda tadi
# ~/.bashrc: executed by bash(1) for non-login shells.
# see /usr/share/doc/bash/examples/startup-files (in the package bash-doc)
# for examples

# If not running interactively, don't do anything
case $- in
    *i*) ;;
      *) return;;
esac

# don't put duplicate lines or lines starting with space in the history.
# See bash(1) for more options
HISTCONTROL=ignoreboth

# append to the history file, don't overwrite it
shopt -s histappend

# for setting history length see HISTSIZE and HISTFILESIZE in bash(1)
HISTSIZE=1000
HISTFILESIZE=2000

# check the window size after each command and, if necessary,
# update the values of LINES and COLUMNS.
shopt -s checkwinsize

# If set, the pattern "**" used in a pathname expansion context will
# match all files and zero or more directories and subdirectories.
#shopt -s globstar

# make less more friendly for non-text input files, see lesspipe(1)
[ -x /usr/bin/lesspipe ] && eval "$(SHELL=/bin/sh lesspipe)"

# set variable identifying the chroot you work in (used in the prompt below)
if [ -z "${debian_chroot:-}" ] && [ -r /etc/debian_chroot ]; then
    debian_chroot=$(cat /etc/debian_chroot)
fi

# set a fancy prompt (non-color, unless we know we "want" color)
case "$TERM" in
    xterm-color) color_prompt=yes;;
esac

# uncomment for a colored prompt, if the terminal has the capability; turned
# off by default to not distract the user: the focus in a terminal window
# should be on the output of commands, not on the prompt
#force_color_prompt=yes

if [ -n "$force_color_prompt" ]; then
    if [ -x /usr/bin/tput ] && tput setaf 1 >&/dev/null; then
 # We have color support; assume it's compliant with Ecma-48
 # (ISO/IEC-6429). (Lack of such support is extremely rare, and such
 # a case would tend to support setf rather than setaf.)
 color_prompt=yes
    else
 color_prompt=
    fi
fi

if [ "$color_prompt" = yes ]; then
    PS1='${debian_chroot:+($debian_chroot)}\[\033[01;32m\]\u@\h\[\033[00m\]:\[\033[01;34m\]\w\[\033[00m\]\$ '
else
    PS1='${debian_chroot:+($debian_chroot)}\[\e[0;31m\]╭────[\[\e[1;37m\]\u\[\e[1;31m\]@\[\e[1;36m\]\h\[\e[0;31m\]] ─ \[\e[0;31m\][\[\e[1;37m\]\w\[\e[0;31m\]]\[\e[1;35m\] ${fill}\n\[\033[0m\]\[\e[0;31m\]╰────➲ \[\e[0;32m\]\$\[\e[0;36m\] '
fi
unset color_prompt force_color_prompt

# If this is an xterm set the title to user@host:dir
case "$TERM" in
xterm*|rxvt*)
    PS1="\[\e]0;${debian_chroot:+($debian_chroot)}\u@\h: \w\a\]$PS1"
    ;;
*)
    ;;
esac

# enable color support of ls and also add handy aliases
if [ -x /usr/bin/dircolors ]; then
    test -r ~/.dircolors && eval "$(dircolors -b ~/.dircolors)" || eval "$(dircolors -b)"
    alias ls='ls --color=auto'
    #alias dir='dir --color=auto'
    #alias vdir='vdir --color=auto'

    alias grep='grep --color=auto'
    alias fgrep='fgrep --color=auto'
    alias egrep='egrep --color=auto'
fi

# some more ls aliases
alias ll='ls -alF'
alias la='ls -A'
alias l='ls -CF'

# Add an "alert" alias for long running commands.  Use like so:
#   sleep 10; alert
alias alert='notify-send --urgency=low -i "$([ $? = 0 ] && echo terminal || echo error)" "$(history|tail -n1|sed -e '\''s/^\s*[0-9]\+\s*//;s/[;&|]\s*alert$//'\'')"'

# Alias definitions.
# You may want to put all your additions into a separate file like
# ~/.bash_aliases, instead of adding them here directly.
# See /usr/share/doc/bash-doc/examples in the bash-doc package.

if [ -f ~/.bash_aliases ]; then
    . ~/.bash_aliases
fi

# enable programmable completion features (you don't need to enable
# this, if it's already enabled in /etc/bash.bashrc and /etc/profile
# sources /etc/bash.bashrc).
if ! shopt -oq posix; then
  if [ -f /usr/share/bash-completion/bash_completion ]; then
    . /usr/share/bash-completion/bash_completion
  elif [ -f /etc/bash_completion ]; then
    . /etc/bash_completion
  fi
fi

#------------------------------------------////
# Colors:
#------------------------------------------////
black='\e[0;30m'
blue='\e[0;34m'
green='\e[0;32m'
cyan='\e[0;36m'
red='\e[0;31m'
purple='\e[0;35m'
brown='\e[0;33m'
lightgray='\e[0;37m'
darkgray='\e[1;30m'
lightblue='\e[1;34m'
lightgreen='\e[1;32m'
lightcyan='\e[1;36m'
lightred='\e[1;31m'
lightpurple='\e[1;35m'
yellow='\e[1;33m'
white='\e[1;37m'
nc='\e[0m'

#!/bin/sh

# ANSI Color -- use these variables to easily have different color
#    and format output. Make sure to output the reset sequence after
#    colors (f = foreground, b = background), and use the 'off'
#    feature for anything you turn on.

initializeANSI()
{
 esc=" "

  blackf="${esc}[30m";   redf="${esc}[31m";    greenf="${esc}[32m"
  yellowf="${esc}[33m"   bluef="${esc}[34m";   purplef="${esc}[35m"
  cyanf="${esc}[36m";    whitef="${esc}[37m"

  blackb="${esc}[40m";   redb="${esc}[41m";    greenb="${esc}[42m"
  yellowb="${esc}[43m"   blueb="${esc}[44m";   purpleb="${esc}[45m"
  cyanb="${esc}[46m";    whiteb="${esc}[47m"

  boldon="${esc}[1m";    boldoff="${esc}[22m"
  italicson="${esc}[3m"; italicsoff="${esc}[23m"
  ulon="${esc}[4m";      uloff="${esc}[24m"
  invon="${esc}[7m";     invoff="${esc}[27m"

  reset="${esc}[0m"
}

# note in this first use that switching colors doesn't require a reset
# first - the new color overrides the old one.

clear

initializeANSI

3. Setelah tersalin, lalu save (Ctrl + S) but eittzz, jangan keluar dulu. Anda cobak open terminal baru (Ctrl +Alt + T) kalau sudah ada perubahan, berarti berhasil. Setelah itu anda keluar. But, kalau misal gagal tinggal undo aja kan yang di gedit tadi.
4. Untuk home sudah selesai, sekarang tinggal yang root. Intinya sama saja dengan yang tadi, kalau root yang perlu diedit berada di folder /root/.bashrc
5. Ucapkan Hamdalah bersama-sama kalau berhasil.
*Note: Jangan lupa Back-up

Nah mungkin hanya itu yang bisa diriku sampaikan, semoga bermamfaat.

Comments

Popular posts from this blog

Elforkane, Aplikasi Al Quran Paling Indah Di Ubuntu dan Mint

elforkane Assalamualaikum Wr. Wb Semakin berkembangnya dunia IT, sekarang membaca Al Quran tidak hanya bisa dilakukan di kertas saja, tapi kita bisa membaca Al Quran secara elektronik atau digital yaitu di komputer atau laptop. Oleh karena itu saya akan membagikan aplikasi Al quran yang bernama elforkane aplikasi ini berbasis QT, yang tentunya berjalan mulus diubuntu dan juga aplikasi ini sudah dilengkapi Tafsir dan Terjemah. Agar tidak terlalu penasaran kita lihat dulu tampilannya di atas :) Cara Penginstalan: Masukkan perintah dibawah diterminal sudo add-apt-repository ppa:kovax3/elforkane sudo apt-get update sudo apt-get install elforkane Untuk menambahkan Data-data seperti Terjemah dan tafsir silahkan download dulu datanya DISINI , lalu instal seperti biasa. Untuk menambahkan Audio, silahkan download dulu audionya disini http://quran.ksu.edu.sa/ayat/?l=en Kemudian kalian ekstrak file audio yang sudah didownload tadi ke folder apa saja, misal saya ekstrak ke /h

Cara Memasang Aplikasi Alquran (Elforkane) di Manjaro dan Arch Linux

Elforkane     Kali ini saya akan membagikan sebuah tutorial, cara memasang aplikasi Alquran yang bernama Elforkane (Al Furqon) karya Abu Zakaria di manjaro linux atau mungkin juga bisa diterapkan di arch. Sebanarnya untuk anda pengguna debian dan turunan-turunannya akan sangat mudah untuk memasang aplikasi ini, karena paket (.deb) sudah disediakan di sourceforge, berbeda dengan Arch atau manjaro yang tidak disediakan paket installernya langsung, sehingga membutuhkan sedikit perjuangan untuk memasangnya. :D Namun itu bukan suatu masalah yang berarti jika mau sedikit berusaha mencari-cari aplikasinya di situs lain, salah satu situs penyedia aplikasinya untuk manjaro adalah opensuse. Nah, oke cukup curhatnya. Saya akan membagi tutorial ini kedalam 3 bagian. Pertama cara menginstall aplikasinya sendiri. Kedua, cara mengatasi aplikasi tersebut error atau tidak bisa dibuka. Dan yang ketiga, cara memasang terjemahan dan tafsirnya, sehingga nantinya lebih mudah untuk mengetahui

2 Hal yang Menyebabkan Unity Crash atau Error Di Ubuntu 14.04 dan Cara Mengatasinya

Selamat Pagi! Bertemu lagi dengan saya diblog kesayangan ini, hehe. :) Dipostingan kali ini, saya akan sedikit menshare tentang pengalaman saya dalam hal yang berhubungan dengan errornya unity. Sejauh ini, baru 2 sebab yang saya alami dalam hal yang berhubungan dengan error atau crashnya unity dan menurut saya, ini bukan hal yang tidak mungkin terjadi pada pengguna baru diubuntu, Saya sudah 2 kali mengalami crash diubuntu kesayangan ini, karena Unity ini memang rintih salah sedikit bisa crash. Oleh karena itu, saya akan menjelaskan 2 hal umum yang menyebabkan unity error agar pengguna baru lebih waspada dalam menggunakan unity dan tidak mengalami hal yang saya alami. 1. Bermain-main dengan Compiz Config Setting Manager. Jika anda pengguna baru diubuntu dan sudah menginstal aplikasi tersebut, maka berhati-hatilah dalam menggunakannya, salah sedikit anda menyettingnya maka unity anda akan rusak.  Ya memang aplikasi tersebut sangat asyik digunakan diubuntu, karena kita bisa